image-logo
berhati-hatilah dengan hati.
poem
/poem/bayang-bayang-hati/
Bayang-bayang Hati

Bayang-bayang Hati

Kawan, Berapa banyak waktu yang Kau habiskan untuk Allah dan Agamamu?
Berapa banyak tenagamu yang kau habiskan untuk berjihad di jalan-Nya?
Berapa banyak waktu yang terbuang untuk membaca dan mempelajari firman-Nya?
Berapa banyak uang yang kau habiskan untuk bersedekah karena-Nya?

Aku mempercayai kata-kata kalian, bahwa kalian melakukan ini ikhlas karena-Nya.
Tetapi kawan, Simaklah hadist berikut :

(Imam Muslim berkata) Telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Habib Al-Haritsi, (Dia Yahya bin Habib Al-Haritsi telah berkata) Telah mengabarkan kepada kami Khalid bin Al-Haritsi, (Dia Khalid bin Al-Haritsi berkata) telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij, (Ibnu Juraij berkata) telah mengabarkan kepadaku Yunus bin Yusuf, dari Sulaiman bin Yasaar, Dia (Sulaiman bin Yasaar) berkata, Ketika orang-orang telah meninggalkan Abu Hurairah, maka berkatalah Naatil bin Qais al Hizamy Asy-Syamiy (seorang penduduk palestine, beliau adalah seorang tabiin),

Wahai Syaikh, ceritakanlah kepadaku suatu hadits yang Engkau telah dengar dari Rasulullah Shollallahu'alaihi wassalam, Ya (Aku akan ceritakan, Jawab Abu Hurairah),

Aku telah mendengar Rasulullah Shollallahu'alaihi wassalam bersabda:

Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya. Allah bertanya kepadanya : "Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?" Ia menjawab : "Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid." Allah berfirman : "Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu)." Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al-Qur-an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah menanyakannya: "Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?" Ia menjawab: "Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca al-Qur-an hanyalah karena engkau." Allah berkata : "Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang 'alim (yang berilmu) dan engkau membaca al-Qur-an supaya dikatakan seorang qari' (pembaca al-Qur-an yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu)." Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya). Allah bertanya : "Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?" Dia menjawab : "Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau." Allah berfirman : "Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu)." Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.

Takhrij Hadits :

Hadits ini diriwayatkan oleh : Muslim, Kitabul Imarah bab Man Qaatala lir Riya’ was Sum'ah Istahaqqannar VI/47 atau III/1513-1514 no. 1905; An-Nasa-i, Kitabul Jihad bab Man Qaatala liyuqala : Fulan Jari', Sunan Nasa-i VI/23-24, Ahmad dalam Musnadnya II/322 dan Baihaqy IX/168. Derajat Hadits Shohih

Pahami, dan renungilah hadist ini
Otak bisa saja memberi sinyal baik
Bibir bisa saja membenarkan
Tetapi hati, sungguh Ia sangat mudah berganti

Sekilas bayang-bayangnya berkata kebaikan
Sekejap berubah menjadi bayangan kefajiran
Memang Hanya segumpal daging kawan
Tetapi memengaruhi seluruh nilai amalan

Tanyakan kembali, ke hati kita yang paling dalam :
Apa kita Ikhlas beramal karena-Nya?
Apakah yang kita lakukan sungguh untuk berjuang di jalan-Nya?
Dan Apakah kita memang mengharap ridho-Nya?

Allah dan diri kita yang lebih tau.

Berpikir dan bersihkan niat kita sebelum beramal
Semoga kita tidak termasuk ke dalam 3 golongan itu

Penulis: Riza Kariza