image-logo
3 jenis masalah yang biasa orang hadapi, dan bagaimanacara mengatasinya.
post
/post/3-jenis-masalah/
3 Jenis Masalah

3 Jenis Masalah

Berkaca dari pengalaman, menurut Ane ada 3 jenis masalah yang tiap orang hadapi:

  1. Masalah yang Tidak Terduga
  2. Masalah yang Dapat Dicegah
  3. Masalah yang berasal dari Asumsi

Masalah yang Tidak Terduga

Masalah ini umumnya berasal dari hal yang tidak kita ketahui, jadi mungkin seperti takdir ya. Terkadang masalah ini datang perlahan-lahan, namun sering juga datang secara tiba-tiba. Beberapa contoh dari masalah ini adalah kecelakaan, genetik, sakit, PHK, keluarga meninggal, dsb.

Seringnya, yang bisa kita lakukan untuk masalah jenis ini adalah bersabar dalam menghadapinya. Karena hal-hal tersebut datang di luar kuasa kita, maka satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah menghadapinya dan bersabar atasnya. Boleh jika ingin bersedih, tetapi jangan lupa untuk bangkit setelah masalah tersebut selesai. Jika sudah bangkit, hadapilah dan mohonlah pertolongan kepada Allah agar diberi kekuatan untuk menghadapinya.

Masalah yang Dapat Dicegah

Untuk masalah jenis ini, terkadang terlihat mirip seperti masalah pada poin sebelumnya. Bedanya, kita bisa mencegah masalah ini sebelum datang. Masalah ini sebenarnya -kalau ane boleh kasar, adalah masalah yang terjadi karena perbuatan kita sendiri.

Sebagai contoh,

  • ketika akhir bulan, uang kita habis, jadi hanya bisa makan mi kecap. Tidak ada tabungan pula. Penghasilan bulanan ternyata tidak mencukupi, tapi bisa jadi karena tidak mengatur keuangan dengan baik, misal jajan banyak atau kebanyakan pinjaman jadi harus bayar utang tiap bulan. Walau ada juga kemungkinan, karena uangnya memang benar-benar habis untuk kebutuhan primer.
  • Kegemukan, umumnya disebabkan karena makan terlalu banyak, jarang berolahraga, dan pola hidup tidak sehat.
  • Rumah berantakan, karena tidak meluangkan waktu untuk membereskannya.
  • Dan berbagai jenis masalah lainnya, you can name it.

Kalau dilihat polanya, sebenarnya masalah jenis ini agak abu-abu ya. Bisa jadi karena memang masalah tersebut terjadi karena faktor eksternal, tapi sering juga karena diri kita sendiri yang tidak bertanggungjawab.

Cara membedakannya gimana? Jujur ke diri sendiri. Maksud ane, kita bisa terus menyalahkan banyak hal di luar kuasa kita atas masalah-masalah tersebut, entah itu masalah kantor, godaan, atau genetik, tapi pada akhirnya, hanya kita yang tahu apakah hal ini dapat kita ubah atau tidak? Kalau kita mau sedikit saja jujur ke diri sendiri atas masalah-masalah tersebut, mungkin sebenarnya banyak yang terjadi karena kekurangdisiplinan kita sendiri. Namun, karena takut atau merasa menghadapi masalah tersebut melelahkan, kita menghindarinya dan membiarkan masalahnya terus menumpuk.

Beda dengan masalah jenis pertama, dimana kita perlu bersabar dan tidak menyalahkan diri sendiri. Menghadapinya dan jujur ke diri sendiri adalah hal paling krusial untuk menyelesaikan masalah jenis ini.

Karena itu, jujurlah ke diri sendiri, muhasabah, lalu hadapi masalah tersebut sembari memohon dimudahkan oleh Allah untuk menghadapinya.

Masalah yang Berasal dari Asumsi

Masalah jenis ketiga ini, jujur kadang ane mikir ini nggak bisa disebut sebagai masalah, tetapi karena kita berpikir ini masalah, maka jadilah ini masalah.

Ini masalah yang paling nggak kelihatan, tetapi paling berat juga, karena umumnya penyebabnya pikiran kita sendiri.

Terkadang, kita berasumsi kalau hal yang kurang atau tindakan kita sendiri adalah masalah. Misalkan ketika melihat kalau diri kita masih kurang kaya untuk memenuhi hasrat kita, jadi kita merasa gaji kita kecil. Atau ketika kita mengajak orang-orang mengobrol, tetapi mereka tidak terlihat tertarik bahkan ada yang menguap, kita jadi berpikir kalau kita tidak tertarik diajak mengobrol, atau obrolan kita tidak menarik.

Imbas dari hal tersebut -kalau misal kita baca-baca lagi contohnya, adalah tindakan kita selanjutnya. Jadi lanjutnya kita mau apa nih, ketika kita memikirkan masalah tersebut? Apakah terpuruk, menyalahkan keadaan, atau kita bangkit untuk mengatasi masalah tersebut? your call.

Perbedaan paling signifikan masalah ini dengan masalah-masalah jenis lainnya adalah, Belum tentu hal itu sebenarnya masalah; bisa saja hanya asumsi belaka. Misal di contoh kedua, walau misal kita berpikir sebenarnya mungkin memang kitanya yang tidak menarik, tapi bisa jadi sebenarnya orang yang mendengarkan obrolan kita memang tidak fokus, atau memang dia sedang mengantuk makanya menguap. Yang artinya, asumsi kita tersebut sebenarnya hanya overthinking saja.

Cara terbaik untuk bisa membedakan mana asumsi yang memang masalah atau hanya overthinking adalah dengan mengenal diri sendiri dengan lebih dalam. Kalau kita sudah mengenal diri sendiri, kita tahu nih performa kita seperti apa, dan kita bisa lebih mengenal, apakah asumsi kita itu hanya ketakutan kita pribadi, ataukah memang asumsi tersebut memiliki alasan yang kuat. Jika memang asumsi kita tersebut hanyalah overthinking, jangan lupa berdo'a ke Allah agar dilindungi dari bisikan setan yang terkutuk. Karena banyak asumsi-asumsi negatif kita yang sebenarnya mungkin dari setan yang mencoba mengelabui hati dan menakut-nakuti batin.

Kalau diperhatikan dari ketiga jenis masalah tersebut, makin ke bawah, masalahnya menjadi lebih ke arah internal. Dan memang sebenarnya, masalah hidup itu sebagian besarnya adalah masalah internal. Artinya, kita bisa mencegah dan menghadapinya dengan lebih mantap. Dengan mengingat ini, semoga ke depannya kita bisa lebih bijak dalam menghadapi masalah yang kita miliki, serta bisa berjalan ke arah yang lebih baik.

Sekian untuk artikel kali ini, semoga bermanfaat.

Penulis: Riza Kariza