Ane baru tau wada kouji meninggal. Yang Ane pikirkan adalah, kalau meninggal, maka semuanya selesai.
Ane teringat akan dunia yang Cuma 1% dan akhirat 99%. Kemudian Ane berpikir, kalau misal wada kouji meninggal (dan dalam keadaan masih kafir), berarti artinya dia nanti di neraka. Walaupun pada sedih dan dia sendiri udah ngasih tribute ke dunia (sampe pada ngasih tribute ke dia), pada akhirnya itu nggak akan membantu dia di padang mashyar.
Rasanya kompleks. Antara sedih dan ironi. Kita (termasuk Ane) demen dan suka karya-karyanya, tapi pada akhirnya dia sendiri nggak terbantu dari karya-karyanya. Karir berarti kehidupannya kan ya? Seumur hidup yang capek-capek dihabiskan, pada akhirnya nggak membantu dia sama sekali buat lepas dari neraka. Waktu dan karya yang dia habiskan itu jadi kyk semu. Ada (buat dunianya), tapi ga ada (buat akhiratnya).
Yang berujung, hidupnya jadi sia-sia.
Mungkin karena ini, Ane bersyukur dengan amat-sangat ada di dalam islam.