Waktu masih sekolah dan kuliah, banyak motivator suka mengatakan atau membombardir kita agar bermimpi; Tulis mimpinya, kemudian capailah. Raihlah, jalani bertahap untuk diraih.
Contoh yang paling sederhana, waktu SMA ane menulis mimpi agar di masa depan ane dapat menjadi Graphic Designer. Waktu-waktu sekolah dan kuliah ane dihabiskan untuk mencapai mimpi tersebut. Belajar ke senior, ikut kepanitiaan yang berkaitan dengan desain, dan ketika ane sendiri sudah menjadi designer, artinya mimpi ane tersebut tercapai.
Hanya saja, terbesit pertanyaan selanjutnya : "Lalu apa?"
Ane sudah menjadi designer, kemudian selanjutnya mau ngapain lagi?
Freelance? Senior Designer? Atau... bikin studio?
Dan kemudian, ane tersadar : Ini tidak ada habisnya. Lama-lama bisa bertumpuk, jadi lebih ke arah ambisi.
Kalau misal kembali ke akar, kenapa ane mau jadi designer? karena ini passion ane. Lantas, apakah passion harus bisa menghasilkan? nggak selamanya harus.
Mungkin hanya ane, tapi dampak negatif dari bermimpi menjadikan passion sebagai penghasilan adalah ane malah jadi tidak menikmati desain lagi. Pikirannya sudah berubah haluan dari "bikin aja karena emang mau bikin atau karena enjoy" jadi "apa yang ane bbuat menghasilkan?" Nggak, mungkin ini lebih ke arah pendewasaan juga, hanya fokus ke hal yang memiliki output atau menghasilkan, seperti uang, pujian, atau followers.
Perlahan, ane lupa untuk menikmati hobi dan respect dengan keinginan diri sendiri. Menurut ane, kalau misal menikmati dan tidak melewati batas, ya lakukan saja walau misal tidak menghasilkan. Eh, diri sendiri senang melakukannya juga sebenarnya menghasilkan kan? Toh diri sendiri perlu kesenangan juga.
Makanya, ane bersyukur sangat sempat membaca buku Don't Follow Your Passion karya Cal Newport, yang secara tidak langsung membantu ane membuka mata ane soal ini dan menjadi sumbu utama ane berpindah haluan dari designer menjadi developer.
Mungkin, tanpa sadar ini juga yang membuat 2 tahun kemarin jadi jarang nulis blog. Maksud ane, untuk apa coba? yang baca juga gaada. Isi gajelas. Kalo dikomentarin orang-orang gimana? Ok pikiran ane kejauhan.
Semoga kita tidak lupa dengan apa yang membuat diri sendiri bahagia, dan tetap melakukannya walau kelihatannya percuma. Eh salah, ga percuma. Hati sendiri senang, diri menikmati, nah itu manfaatnya : membuat diri sendiri senang.