image-logo
Dalam banyak kejadian -jika ingin jujur, terkadang rasa putus asa itu bukan disebabkan atas rasa tidak bersyukur atau kecewa. 2 hal tersebut, sebenarnya lebih sebagai akibat dari rasa putus asa yang muncul. Sebab dari rasa putus asa tersebut, muncul karena rasa sia-sia yang muncul.
post
/post/apresiasi-untuk-diri-sendiri/
Apresiasi untuk Diri Sendiri

Apresiasi untuk Diri Sendiri

Dalam banyak kejadian -jika ingin jujur, terkadang rasa putus asa itu bukan disebabkan atas rasa tidak bersyukur atau kecewa. 2 hal tersebut, sebenarnya lebih sebagai akibat dari rasa putus asa yang muncul.

Hal utama yang membuat hati seseorang merasa sia-sia, karena kita lupa tujuan utama kita hidup. Istilahnya, untuk apa melakukan ini semua? Lelah yang dirasakan, seperti tidak ada hasilnya; tidak ada manfaatnya. Dan ketika sudah mencapai puncak lelah, kita merasa putus asa.

Perbuatan kita sendiri mungkin bermanfaat untuk orang lain, benar. Memberi manfaat untuk orang lain, itu terkadang bisa menjadi penyejuk jiwa juga. Tetapi nyatanya, kita sering melupakan seseorang.

Hati kita sendiri.

Terkadang, hati ini tidak memerlukan apresiasi orang lain; cukuplah apresiasi dari diri sendiri sebagai bentuk hadiah dan penyemangat jiwa; Sebuah apresiasi yang dapat hati ini yakini, bahwa apresiasi ini adalah hal spesial untuk menghadiahi seluruh usaha yang sudah dilakukan.

Terkadang yang membuat sulit itu karena dua spektrum yang sangat bertolak belakang. Satu, kita keras ke diri sendiri, dan tidak mengizinkan hadiah kecil untuk diri sendiri. Atau dua, kita mudah memberi hadiah ke diri sendiri kapanpun yang diri ini inginkan.

Yang pertama solusinya mudah; melembutkan hati dan berbaik hati memberikan hadiah spesial ke diri sendiri. Namun, yang kedua ini lebih sulit. Sulit, karena diri ini bisa memberikan hadiah kapanpun, nilai apresiasi tersebut tidak spesial lagi. Alhasil, diri perlu mencari hal yang benar-benar spesial, hal berbeda yang bisa membuat diri ini yakin bahwa hal tersebut adalah bentuk apresiasi atas usaha tersebut; hal yang spesial.

Tapi ya, walau aku bilang itu hal spesial, sebenarnya bisa jadi yang dibutuhkan bukan hal yang spesial-spesial banget sih. Contoh, meluangkan waktu rutin untuk melakukan hobi yang tidak terlaksana karena kesibukan dan tanggung jawab. Atau misal, menghadiahi diri sendiri masakan yang ingin dicoba-coba sejak lama. Intinya, suatu hal yang sebenarnya kita sangat ingin lakukan, atau hobi lama yang terlantar, dan bisa membuat kita senang dan semangat.

Terkadang hal singkat tersebut lebih dibutuhkan hati ini lebih dari yang kita sadari. Dan merasakan hal spesial tersebut, meluangkan waktu untuk melakukan hal tersebut maksimal seminggu sekali, bisa membantu menjadi recharge spesial.

Kenapa seminggu sekali maksimal? Karena kalau misal kita lakukan setiap hari, lama kelamaan nilai hadiah atas bentuk apresiasi tersebut akan berkurang, yang membuat hadiah tersebut akan hilang rasa spesialnya. Bisa dibayangkan seperti saat kecil, kita cuma bisa jalan-jalan atau main ketika sudah tidak sekolah atau weekend, dan hal tersebut walau cuma tiap weekend kita lakukan, kita selalu senang menantikannya bukan? Nah konsep ini juga sama.

Pada akhirnya, aku harap kita bisa menemukan hal spesial yang dibutuhkan hati ini, untuk me-recharge jiwa ini dari panasnya kehidupan.

Penulis: Riza Kariza