Kita merencanakan, Allah yang mengatur.
Ketika ane masih SMA, ada yang pernah mengatakan kutipan tersebut. Ane nggak tahu siapa yang membuat pun darimana asalnya, tetapi ane bisa mengatakan bahwa itu benar.
Ane masih ingat, saat SMP, ane pernah bermimpi untuk menjadi pembuat game (karena ane suka game), jadi programmer (karena dari kecil juga suka utak-atik komputer sampai harus diinstall ulang), atau jadi desainer (karena pas itu ane lagi demen-demennya make photoshop dan paint).
Ketika SMA, keinginan itu makin bertambah dan terus berubah-ubah. Bisa dikatakan karena faktor eksternal dan internal juga sih ya. Mulai jadi yang nyambung seperti tukang gambar atau komikus, sampai yang nggak nyambung kayak novelis dan guru. Ane juga bingung gimana bisa jadi begitu.
Saat kuliah pun, keinginan masih bercabang-cabang seperti tak tentu arah. Security, hacker, mobile developer, animator, videographer, hingga ga tau ane pernah mikir buat jadi apa lagi. Sebenernya banyaknya pertambahan itu juga bisa dibilang karena sebenarnya ane memiliki satu kekurangan : mudah dipengaruhi lingkungan.
Alhamdulillah, ane masih dijaga Allah agar tetap berada di jalan yang lurus. Dari sekian banyaknya rencana, Allah mengatur jalan hidup ane agar berada sesuai jalur terbaik untuk ane. Beberapa mimpi yang dulu pernah ane rencanakan, sesuai dengan jalan hidup yang ane tempuh. Lebih tepatnya, terkadang seperti keadaan yang membujuk dan mendorong ane agar mendekat dengan mimpi-mimpi tersebut.
Allah, dialah yang menulis takdir di lauh mahfuzh jauh sebelum ane lahir. Ia tidak menzhalimi hamba-hambaNya. Karena itu, jika bukan kepada Yang Maha Kuasa, kepada siapa kita harus memercayakan mimpi kita?
Nb. Bicara soal mimpi, ane pernah mimpi buat jadi penulis. Pertama kali mulai suka nulis pas masih SMA, nulis diary. Sampai sekarang terus kebawa hingga jadi hobi dan salahsatu cara menuangkan apa-apa yang dipikirkan. Tetapi sepertinya ane jadikan keinginan yang satu itu sebagai hobi saja, seperti nulis blog dan bikin quote di twitter misalnya.