Ketika melakukan perjalanan, ada kalanya seseorang akan merasa tidak up to date. Teknologi yang kurang canggih, tren baru yang mesti diikuti, hingga gaya hidup yang dimiliki terasa tidak bagus lagi karena sudah tidak up to date.
Kalau sudah begitu, biasanya diri jadi nggak pede, merasa rendah, ada yang kurang. Keresahan yang dirasakan baru bisa dilepas jika sudah up to date, untuk kemudian keresahan itu kan kembali berulang seperti siklus setan.
Pertanyaannya : Apakah memang tiap seorang harus selalu up to date? Tidak.
Terkadang seseorang akan merasa dikekang oleh rasa ingin up to date. Nggak ngikutin tren, seperti ada yang kurang. Padahal, tren berkembang tanpa memerhatikan waktu. Tren saat ini, beberapa bulan kemudian bisa saja tidak dipandang lagi. Alhasil, kita fokus dengan hal yang sebenarnya tidak terlalu penting dengan diri kita, hingga mengorbankan harta bahkan nyawa untuknya.
Jika kita mau membuka mata, ada pula arus lain yang amat tertinggal jauh dengan arus tren ini, tetapi tetap dapat hidup damai. Mereka tidak memerhatikan hal yang tidak bermanfaat bagi dirinya, tetapi tetap berusaha mengembangkan diri disertai dengan rasa syukur atas apa yang mereka miliki sekarang sekalipun orang lain menganggapnya kuno.
Dalam suatu perjalanan, terkadang hanya mengikuti arus trending dapat membuat hanyut. Jika sudah begitu, mungkin sudah waktunya kita mengikuti arus lain yang menggenggam dayung kokoh bernama bersyukur.