image-logo
Kalau kita terlalu terpaku ke satu kegagalan atau kekurangan, kita bisa lupa atas berkah kelebihan dan keberhasilan lain yang kita punya. Jangan sampai setitik noda membuat pandangan kita tertutup terhadap kebesaran anugerah yang Allah berikan ke kita.
post
/post/going-simple/
Going Simple

Going Simple

Kalau kita terlalu terpaku ke satu kegagalan atau kekurangan, kita bisa lupa atas berkah kelebihan dan keberhasilan lain yang kita punya.

Jangan sampai setitik noda membuat pandangan kita tertutup terhadap kebesaran anugerah yang Allah berikan ke kita.

Tapi sejatinya, seperti banyak pepatah dan kata mutiara lainnya; lebih mudah mengucapkannya dibanding menerapkannya.

Mood manusia tidak bisa diprediksi; dan ketika berada di kondisi rendah, pikiran kita serasa kosong, dan tubuh serta tindakan akan terbawa perasaan tersebut. Karena perasan sedih, maka yang lainnya akan mengikuti. Maka boro-boro kita mengingat pepatah bagus untuk menghibur dan bangkit; Tidak down saja sudah syukur.

Dan sulit kalau mau diingatkan; karena pikirannya sedang tidak optimal. Maka jika ingin menanamkan "ilmu" positif, pilihan terbaik diberikan saat kondisi kita sedang baik, sebagai bekal untuk melakukan langkah preventif.

Pada dasarnya, manusia itu tergantung apa yang ia konsumsi. Makin banyak hal positif yang ia konsumsi, makin positiflah akar hatinya. Dasarnya, konsumsi yang aku maksud disini bukan hanya dari informasi yang sengaja kita ambil, tetap juga yang diterima secara tidak langsung seperti dari lingkungan sekitar dan konten media sosial yang numpang lewat, walau ini memang sulit sih.

Yang makanya, simplifikasi informasi itu penting; Kunci penting, less is more. Kurangi jenis informasi yang dikonsumsi, namun batasi hanya sedikit saja tetapi diserap baik-baik. Ada eksperimen psikologis yang menunjukkan kalau mengkonsumsi informasi sepatah-sepatah secara banyak, tidak akan terlalu menempel dibandingkan mengkonsumsi sedikit informasi panjang namun lebih detail dan mendalam (seperti buku).

Kenapa? Karena kita masuk ke fase imersif saat mengkonsumsi informasi panjang tersebut. Kita fokus dan menikmati konten yang kita baca/tonton/dengar, dan karena menikmati, informasi yang diterima jadi lebih banyak. Itulah yang membuat membaca informasi dari buku lebih berbekas dibandingkan banyak konten dari internet sepatah-sepatah, walau buku yang dibaca tersebut sudah dibaca sejak bertahun lalu.

Ditambah, saat dalam keadaan imersif, otak kita menghubungkan informasi yang kita konsumsi tersebut dengan informasi-informasi yang ada di otak kita. Mungkin simpelnya seperti "aha moment".

Penulis: Riza Kariza