image-logo
Karena dalam banyak kasus, tetap kualitas lebih baik daripada kuantitas.
post
/post/kebaikan-yang-tepat-sasaran/
Kebaikan yang Tepat Sasaran

Kebaikan yang Tepat Sasaran

Ada sebuah fenomena yang ane heran.

Sekarang merupakan masa yang baik, dengan maraknya platform yang memudahkan untuk bersedekah dan ber-infaq. Orang-orang berbondong-bondong untuk membagi kelebihannya ke yang lebih membutuhkan. Memberi tip lebih ke abang ojol, membelikan makanan untuk mereka, serta memberikan uang ke orang yang lebih membutuhkan melalui platform digital.

Yang ane bingungkan adalah, kenapa di sekitar kita masih banyak yang kekurangan?

sebenarnya, ane lihat masih banyak kebaikan yang dilakukan itu salah sasaran.

Jujur, semua perkembangan teknologi dan platform yang memudahkan sedekah sangat baik. Orang-orang juga jadi makin banyak yang mulai bersedekah. Tapi mungkin, sama seperti teknologi-teknologi lainnya: perkembangan ini seringnya mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat.

Maksudnya, kita hanya fokus ke sedekah dan memberikan bantuan ke orang-orang yang ditampilkan oleh aplikasi, oleh jarkoman saja. Untuk sekitar lingkungan kita sendiri, kita tidak memerhatikan. Bisa jadi, di belakang rumah ada keluarga yang kelaparan. Bisa jadi, ada tetangga yang sedang kekurangan. Bisa jadi, di ujung kompleks rumah kita ada orang yang untuk makan saja tidak ada uangnya.

Tapi Akhirnya mereka-mereka tersebut, tidak diperhatikan. Karena mereka tidak terdaftar di aplikasi, di jarkoman, atau di platform langganan kita. mereka tidak 'sadis banget' kebutuhannya, padahal mereka juga sama-sama butuh. nggak, mungkin malah lebih urgent butuh bantuannya dari orang-orang yang kita sumbang harta kita ke ujung pulau sana.

Pertanyaannya, bagaimana cara kita untuk membantu mereka? lebih berbaur dengan lingkungan sekitar. Lingkungan kantor, lingkungan rumah atau kosan, bahkan mungkin keluarga sendiri. orang tua, saudara, kerabat dekat, siapa tahu mereka juga butuh.

Ane membayangkan seandainya begini:

Misal di satu RW ada 20 keluarga. 5 di antaranya kurang mampu, bahkan 1-2-nya sedang kesusahan. Di bulan ramadhan ini, sisa 13-14 keluarga yang mampu bisa patungan untuk membantu 6-7 keluarga tersebut punya stok makanan untuk 1 bulan berpuasa. misal 1 keluarga mendapat beras, mi telor, telor, dan gula pasir. Kan enak ya, jadinya satu RW saling gotong royong, dan bisa membantu satu sama lain.

Sekarang bayangkan kalau 10 RW yang melakukan hal tersebut. Bisa jadi 1 kelurahan/kecamatan tidak akan kekurangan stok makanan selama ramadhan tahun ini.


Pada akhirnya, untuk kebaikan kita bisa melakukannya kapan saja, tidak harus menunggu mendapatkan info dari aplikasi atau platform atau jarkoman. Dan seperti yang ane bilang sebelumnya, orang-orang tersebut baru bisa ditemukan jika kita membuka mata kita ke yang dekat.

semoga kita bisa lebih 'tepat sasaran' lagi dalam menyebar kebaikan. Berhubung sekarang masuk ramadhan, semoga di bulan yang penuh berkah ini kita bisa lebih memaksimalkan hal tersebut lagi. Dan yang terpenting, semoga ini bisa bermanfaat.

Penulis: Riza Kariza