image-logo
Ane lebih khawatir tugas sekarang daripada kuliah..
post
/post/kuliah-untuk-tugas/
Kuliah Untuk Tugas

Kuliah Untuk Tugas

Ane lebih khawatir tugas sekarang daripada kuliah..

Untuk orang yang pernah atau sedang mengalami dunia perkuliahan, pasti tau bagaimana banyaknya tugas kuliah yang harus dikerjakan. Belum ditambah tugas organisasi, tugas pribadi di kosan, dan tugas-tugas lainnya yang jika dipikirkan akan sukses membuat orang jadi stress.

Yah, sebenarnya wajar sih kalau tugas yang banyak tersebut bisa mengalihkan pikiran, tapi yang jadi pertanyaan : Tugas itu sebagai apa? tujuan, atau sarana?

Tulisan yang ada di awal postingan ini, adalah kata-kata temen Ane saat lagi chatting. Tulisan itu juga yang menginspirasi Ane membuat tulisan ini. Soalnya kalau dipikir-pikir, tugas ini bisa jadi malah mengalihkan tujuan kuliah itu sendiri. yang mestinya kuliah buat belajar, nyari ilmu, malah jadi buat ngerjain tugas doang. Ilmunya boro-boro masuk. buat renungan pribadi aja sih. Soalnya khawatir tanpa sadar tugas dijadikan sebagai tujuan utama. Jadi sayang kuliahnya kalo gitu.

Tapi pertanyaan sederhananya, kuliah buat apa?

Mau ditelusuri bagaimana pun, pada dasarnya kuliah itu buat belajar, walau bukan merupakan salahsatu sarana belajar. Mungkin ada yg masuk kuliah karena prospek kerja, ijazah, gengsi, dan lain-lain. Tapi, sepertinya tujuan kuliah menjadi terlalu sempit jika hanya untuk hal seperti di atas.

Bisa juga sih seiring berjalannya waktu, niat dan tujuan itu berubah karena faktor eksternal. Ya bisa aja berubah, hanya saja sayang kalau akhirnya perubahan tujuan itu membuat tujuan utama kuliah teralihkan.

Terkadang perlu tekad tinggi untuk meyakinkan diri agar tujuan ga berubah. karena kalau tujuan udah berubah, gimana kita bisa tau mesti ngapain?

Jika memang dari awal masuk tujuan dan niatnya sudah salah, lantas harus bagaimana? Ya coba perbaiki dan luruskan tujuannya itu. Bimbing ke arah yang benar, dimulai dengan belajar mencintai apa yang sudah kita miliki. Walau mungkin menyesal atau salah pilih jurusan, masih ada kemungkinan untuk mencintai pilihan yang salah tersebut. Yah daripada nyesel ga bisa ngapa-ngapain, akhirnya kuliahnya jadi percuma.

Penulis: Riza Kariza