-pada suatu siang-
Z: Eh, Ane pulang ya
A: Pulang? Duh indah banget hidupmu
Saya hanya ketawa aja dengernya. Maklum Dia seorang panitia yang mau tak mau harus pulang malam. Wajar, Saya paham keadaannya.
Akhirnya Saya hanya bilang,
makanya fokus belajar.
Dan dibalas ketawa oleh teman Saya itu.
Inginnya bilang "cintai apa yang kau miliki, sebelum menyesal karena tak memaksimalkan yang kau miliki sekarang", tetapi lidahku terlalu kelu untuk mengatakan itu… Bukan kelu sih, hanya tak terpikirkan -_-
Terkadang ketika melihat rumput tetangga yang lebih asri dan hijau, ada perasaan iri di hati. Rasanya pengen gitu seperti dia. Tapi nasi udah jadi bubur, gimana dong?
Sebenernya sih alhasil semua kembali ke kita juga, mau mensyukuri yang kita punya atau tidak. Kadang Saya sendiri merasakan bedanya ketika kita bersyukur. Rasanya jadi lebih enak.
Hanya saja, ada kalanya sesuatu memang tak bisa diteruskan, seperti cinta yang bertepuk sebelah tangan (aih, ngawur Saya). kalaupun akan ditinggal, maka tinggalkan dengan cara yang baik.
Dan pada akhirnya, nilainya kembali ke persepsi. Dan apa-apa yang kita miliki, pastikan kita maksimalkan.