image-logo
Pernahkah, ketika sedang naik motor, Anda melihat ke belakang Anda? *Well*, kalau mobil mungkin bisa dilihat lah, kalau motor? Sulit. Kita baru bisa melihat ke belakang saat motor berjalan hanya ketika kita melihat kaca spion atau ketika kita menjadi penumpang. Hanya 2 cara tersebut yang bisa dikatakan aman untuk melihat ke belakang.
post
/post/melihat-ke-belakang/
Melihat Ke Belakang

Melihat Ke Belakang

Pernahkah, ketika sedang naik motor, Anda melihat ke belakang Anda? Well, kalau mobil mungkin bisa dilihat lah, kalau motor? Sulit. Kita baru bisa melihat ke belakang saat motor berjalan hanya ketika kita melihat kaca spion atau ketika kita menjadi penumpang. Hanya 2 cara tersebut yang bisa dikatakan aman untuk melihat ke belakang.

Dari dua cara tersebut, hanya saat menjadi penumpanglah kita bisa melihat ke belakang dengan leluasa. Kita tidak perlu memikirkan nasib kendaraan yang ada di kanan-kiri, untuk kemudian berusaha menyalip. Tentu, karena saat itu Kita dalam keadaan diam. Memang kita bisa melihat ke belakang saat mengemudi juga, tetapi tidak dapat lama-lama dan terlalu berisiko. Hal ini disebabkan Kita harus konsentrasi mengendarai motor tersebut.

Bagaimana rasanya melihat ke belakang sebagai penumpang motor?

Ane pernah mencobanya. Dan ada rasa takut dan tak biasa saat melihat ke belakang. Melihat kendaraan lain dilewati atau mendekati Ane. Tetapi overall, Ane menikmatinya. Ane jadi tahu apa-apa saja yang sudah Ane lewati. Pun Ane jadi tahu apa saja yang sudah melewati Ane.

Rasanya seperti intropeksi diri. Akan ada rasa takut dan penolakan saat merenungi apa yang dilakukan dahulu. Ya, takut menerima kesalahan yang dilakukan. Pun untuk mengetahui perkembangan kedewasaan. Tidak akan bisa maksimal intropeksi diri ini kecuali jika ingin diam sejenak dan merenungi. Intropeksi saat bergerak membuat tidak maksimal hasilnya kelak.

Ya, walau pada akhirnya mulai atau tidaknya intropeksinya bisa dilakukan dengan kesadaran diri, dan mengatahui hakikat benar dan salah tersebut.

Dan itu membuat Ane merinding.

Merinding, karena jika dipikir-pikir, tidak semua orang dibukakan hatinya oleh Allah untuk mencoba memulai intropeksi, atau dibukakan hatinya untuk mengetahui kebenaran yang haq, atau diberi kekuatan untuk mengetahui kesalahannya untuk kemudian diperbaiki. Tidak semua mendapat kesempatan itu.

Ini menjadi Alasan Ane harus bersyukur, karena masih dibukakan mata hati dan ditunjukkan ke jalan yang benar. Karena masih banyak yang memahami kebenaran dengan cara salah, atau bahkan menutup mata dari kebenaran, untuk kemudian menutup telinga dan menjadi batu ketika dinasihati, saking melekatnya pemahaman yang salah tersebut.

Merinding sungguh. Semoga Kita dibimbing oleh-Nya ke jalan yang lurus, dan bisa bertahan di zaman penuh fitnah ini.

Penulis: Riza Kariza