Dalam belajar, dalam menyerap informasi, Umumnya seseorang berusaha memahami. Memahami makna pelajarannya, memahami arti yang dijelaskan, memahami keseluruhan ilmu pengetahuan. Untuk kemudian diserap dan dipahami masuk ke dalam otak.
Ada yang memiliki kemampuan memahami dengan cepat, ada yang butuh waktu untuk memahami suatu topik, ada juga yang sekali mempelajari langsung paham.
Untuk kemudian, menjadikan ilmu yang dipahami tersebut sebagai pedoman dan pegangan, juga dipraktikkan... Sayangnya, lebih sering sampai memahami saja.
Semoga kita ingat, betapa berbedanya memahami dan menerima. Memahami, artinya otak kita mengerti maksud ilmu tersebut, hanya mengerti secara teori. Menerima, artinya ilmu yang kita pahami tersebut terserap di dalam hati, untuk kemudian dijadikan pelajaran dan pedoman untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sungguh sangat disayangkan, jika sebagian waktu kita dipakai untuk belajar dan belajar, tetapi tidak ada satupun yang diterima oleh hati dan diterapkan dalam hidup.
Terlebih disayangkan, hal tersebut banyak terjadi pada orang yang belajar agama. Banyak mengikuti kajian sana-sini, mendengar ceramah di youtube, tetapi yang diterima dan diterapkan hanya sebagian kecil.
Wahai, belajar itu adalah proses, bukan hasil. Semuanya bertahap, dari pertama mencoba memahami, menerima dan meyakini, kemudian diterapkan dalam kehidupan kita. Betapa banyak waktu yang sia-sia terbuang jika hanya fokus pada banyaknya ceramah yang didengarkan, tetapi tiada satupun yang diterima di hati, pun diterapkan?
Sungguh, ada hikmah kenapa Al-Qur'an diturunkan berangsur-angsur oleh Allah selama 23 tahun, walau Dia mampu untuk menurunkannya sekaligus.
Tidak apa-apa sedikit-sedikit, karena belajar itu adalah proses yang dinikmati. Bukan balapan menuju hasil yang terbanyak.