Pernahkah, saat ada orang atau mungkin diri kita melakukan sesuatu untuk orang lain, tetapi kesannya seperti memaksa gitu. Contoh gini : ada yang ngajakin bukber, terus dia ngatur-ngatur bukbernya juga (baik banget ya dia yg atur semua), kemudian dikatakanlah bahwa acara bukber ini untuk kebersamaan semua, termasuk yg diundang. Tetapi setelah diundang, ternyata yang diundang tidak datang, si pengundang tadi kesel. (Ane Cuma masukin permisalan bukber karena lagi ramadhan juga sih ya, jadi sekalian aja pake bukber permisalannya.)
Pernah merasakan hal seperti di atas? Mungkin pernah ya. Ane juga pernah sih.
Yang jadi pertanyaan, ada apa dengan sikap tersebut?
Ane kepikiran dengan sikap yang seperti itu sebenarnya. Ya kalau misal mau melakukan sesuatu buat orang lain, silahkan saja. Tapi ya, belum tentu orang lain merasa sama dengan kita. Merasa kalau yang kita lakukan ini bermanfaat, bahkan membencinya. Pahami itu. Jika memang yang dilakukan dirasa sebagai kebaikan, maka lebih baik lakukan secara terus terang. Untuk kondisi tertentu, mungkin baiknya dilakukan secara diam-diam, seperti menasihati teman yang melakukan kesalahan. Mengingat bahwa belum tentu semua orang merasa apa yang kita lakukan itu kebaikan untuknya, maka bersabarlah jika Ia menolak. Jangan kesal, bahkan mengutuk dan membencinya. Terkadang, jika kesal dan kutukan yg muncul di hati, tandanya apa yang dilakukan tersebut tidak ikhlas. Husnudzonlah, bisa jadi Ia belum tahu.
Intinya, kembali ke niat kita. Niat melakukan kebaikan terebut karena apa? Allah? Ikhlas? Atau ingin dipuji? Wallahu a'lam. Hanya kita yang tahu. Tetapi, salah niat akan fatal akibatnya.