image-logo
Ane termasuk orang yang suka membaca komik *action, misteri,* atau yang sarat pesan moral. Beberapa komik favorit Ane adalah Detektif Conan dan DICE. Ane suka DC (Detektif Conan) karena misterinya, dan DICE karena pesannya.
post
/post/mengapa-harus-membunuh/
Mengapa Harus Membunuh?

Mengapa Harus Membunuh?

Ane termasuk orang yang suka membaca komik action, misteri, atau yang sarat pesan moral. Beberapa komik favorit Ane adalah Detektif Conan dan DICE. Ane suka DC (Detektif Conan) karena misterinya, dan DICE karena pesannya.

Khusus DC, dulu Ane menikmati saja tanpa memahami maknanya terlalu dalam, tetapi mungkin karena sekarang Ane sudah dewasa, pola pikir Ane makin dalam. Biasanya kalo DC ga jauh-jauh dari kasus dan analisis (walau ada cerita tersendiri). Kasus itupun seringnya pembunuhan, yang dilanjutkan dengan analisis siapa pelakunya. Kemudian pelakunya biasa memberi alasan mengapa mereka melakukan pembunuhan tersebut, bahkan setelahnya tidak sedikit ada yang mencoba bunuh diri setelah melakukan pembunuhan. Ane hanya berpikir dengan pola pikir Ane yang notabene polos dan ketimuran, tetapi semakin Ane dewasa, semakin Ane berpikir alasan membunuh atau bunuh diri tersebut tidak masuk akal.

Lebih tepatnya -disamping apapun alasannya-, mengapa harus membunuh?

Tidak hanya DC, komik-komik Korea Selatan yang sering menampilkan adegan bullying juga bisa dikatakan sangat sering menampilkan kata-kata bunuh, seolah itu hal yang biasa. Walaupun itu hanya komik, sepertinya memang hal biasa di daerah sana. Ini membuat Ane makin penasaran mengenai fakta "bunuh-bunuhan" tersebut.

Pertanyaan dan kenyataan tersebut membuat Ane menganalisa dan mencari sebab-sebabnya. Hasil analisis yang Ane temukan biasanya tidak jauh-jauh dari harga diri, passion, benci, cinta, kedudukan, kekuasaan, kesombongan, atau penyesalan. Faktor-faktor tersebut berkembang menjadi sebuah dendam yang mengajak sang pelaku untuk membunuh orang yang didendami tersebut.

Ane sudah menemukan analisa sebabnya, tapi Ane belum menemukan hasil analisa mengenai bagaimana perasaan pelaku pembunuhan tersebut setelah melakukan aksinya. Entah mereka lega, menyesal, hampa, puas, atau mungkin malah memperburuk keadaan batinnya.

Jika ingin jujur, sebenarnya membunuh itu dilarang, baik membunuh orang lain atau diri sendiri. Negara akan menangkap dan menghukumi orang yang melakukan pembunuhan apapun alasannya. Dalam Islam pun, membunuh merupakan sesuatu yang diharamkan, bahkan dikatakan dalam suatu hadist bahwa pelakunya ada di neraka, termasuk yang bunuh diri. Memang ada syarat yang membolehkan suatu muslim membunuh seseorang, tetapi syaratnya sangatlah ketat; tidak bisa sembarang membunuh.

Alasan pelarangan membunuh ini tentulah memiliki alasan. Seperti, dengan membunuh bisa merusak stabilitas keamanan. Membunuh pun belum tentu dapat membuat pembunuhnya lebih puas, malah mungkin menjadi tidak tenang batinnya. Belum jika ternyata sebab membunuh itu hanya karena luapan emosi sesaat.

Ini membuat Ane mikir, bahwa jika mau berpikir lebih jauh, sebenarnya tidak perlu membunuh untuk menyelesaikan masalah atau emosi. Untuk apa memiliki lisan jika tidak digunakan menyelesaikan masalah? Pun dengan kesabaran, untuk apa memiliki stok kesabaran tiada tara jika tak dipakai untuk meredam emosi sesaat itu? Karena, sekali membunuh, maka efeknya akan terus terbawa hingga akhir hayat.

Jadilah orang yang berpikir jauh kedepan. Jiwa seseorang tidak ada bandingannya dibanding emosi sesaat.

Penulis: Riza Kariza