image-logo
Karena jabatan menjadi trainer, Ane diharuskan untuk mendidik ke banyak murid. Onsite. Padahal dulu ane bela-belain pindah kuliah biar nggak jadi guru. Dan jujur, untuk introvert seperti ane, hal tersebut sangat melelahkan.
post
/post/murid-dan-antusiasme/
Murid dan Antusiasme

Murid dan Antusiasme

Karena jabatan menjadi trainer, Ane diharuskan untuk mendidik ke banyak murid. Onsite. Padahal dulu ane bela-belain pindah kuliah biar nggak jadi guru. Dan jujur, untuk introvert seperti ane, hal tersebut sangat melelahkan.

Mengabaikan lelah tersebut, ane ingin mengenalkan 2 kelas yang sekarang ane didik : sebut saja kelas A dan B. kelas A itu bisa dibilang seperti kelas unggulan. Anak-anaknya diem, kalem, nggak banyak ribut, dan sebagainya. Sedangkan kelas B, kebalikan dengan kelas A, 'aktif' dan berisik.

Suatu saat, ane ditanya oleh kepala jurusan mengenai kedua kelas tersebut. Katanya, "enakan ngajar kelas mana?". Secara sekilas enakan kelas A ya, karena pada diem-diem bae. Hanya saja, ane nggak langsung jawab pertanyaannya. Ane malah nanya balik ke Kajurnya sendiri. Nyamanan ngajar kelas mana? Dan tanpa ragu, kelas A, dan ane sudah nebak. Kenapa, kata ane. Katanya kelas A lebih mudah dikontrol.

Denger kata tersebut, ane bingung, karena yang ane lihat kebalikannya. Memang kelas A lebih pendiem, tapi antusias mereka kurang banget. Malah sepengamatan ane, seberisiknya kelas B, malah kalau ada yang janggal atau nggak ngerti langsung nanya. Yang justru bikin ane lebih mending ngajar kelas B.

Ane nggak ngerti apa berisik di kelas itu adalah suasana yang nggak umum di SMA negeri, karena yah, masa-masa SMA ane bisa dibilang nggak ada mirip-miripnya sama SMA negeri, apalagi SMA jakarta. jadi mungkin karena itu ane mengabaikan soal berisiknya dan lebih melihat keantusiasannya.

Atau memang guru pada umumnya lebih memilih mengajar kelas yang terkontrol dibandingkan kelas yang antusias? Entahlah.masih perlu mencari-cari metode belajar yang baik.

Penulis: Riza Kariza