image-logo
...yang ingin Ane tekankan di sini adalah, bahwa optimis itu pilihan.
post
/post/optimis-itu-pilihan/
Optimis Itu Pilihan

Optimis Itu Pilihan

Saya udah ga punya banyak pilihan lagi. Pilihan Saya hanya operasi atau lumpuh. Tapi Saya tetap berusaha optimis. Allah pasti kasih jalan kalau kita optimis.

Kata-kata itu dikatakan oleh orang yang sangat berarti untuk Ane. Kata-kata tersebut seolah menjadi penyemangat. Di saat yang sama, kata-kata tersebut memberikan kesan sedih. Sedih, karena Ane seolah merasa berempati kepadanya. Di balik ketangguhan dan optimisnya, Ia memiliki banyak cobaan yang cukup berat.

Kalau sudah begini, bawaanya malu jika diri memilih untuk mengalah pada keadaan dan menjadi pesimis. Jika dibandingkan, masalah yang diri hadapi bisa dibilang masih terasa kecil jika dibandingkan masalahnya. Tidak, mungkin bukan karena besar kecilnya masalah itu. Lebih tepatnya, mungkin karena Ane lupa, bahwa di atas masalah itu, Allah tetap lebih besar.

Rasanya banyaknya motivasi dan kalimat petuah yang tersebar di internet, tidak bisa mengalahkan motivasi yang didapat dari pengalaman orang-orang terdekat. Lebih ngena aja gitu. Mungkin karena melalui orang-orang terdekat atau di sekitar Ane, Ane bisa lebih berempati dan bersimpati. Karena, ya emang orangnya berarti di hidup gitu. Ya walau mungkin semuanya tak begitu. Motivasi-motivasi yang tersebar tersebut, tentu bisa lebih bermanfaat untuk orang lain, membuat pikiran jauh lebih terbuka.

Tapi yang ingin Ane tekankan di sini adalah, bahwa optimis itu pilihan. Ane belajar dari orang tersebut, bahwa yang berhak memilih untuk optimis adalah diri kita. Kita bisa memilih, untuk tetap optimis walau kelihatannya sakit atau mengalah dengan keadaan dan menyerah. Masalah kita itu kecil bagi Allah untuk diselesaikan, tinggal kitanya aja perlu optimis dan merubah diri.

Penulis: Riza Kariza