image-logo
parasit yang bernama negative thinking
post
/post/parasit/
Parasit

Parasit

Ih apa sih Dia, sok bener banget jadi orang..

Apa coba tuh guru, marah-marah melulu, udah tugas banyak lagi..

Yaelah jadi dosen males banget, ga niat ngajar apa?

Duh tuh anak jadi mahasiswa niat belajar ga sih? Bolos melulu..

Yaelah jadi bos demen banget nyuruh-nyuruh. Kerja aja ga becus..

Dan sebagainya.. Dan sebagainya..

Biasanya itu parasit yang hinggap di benak orang-orang, parasit sesat bernama negative thinking atau mengeluh. Parasit tersebut umumnya dihilangkan dengan membicarakan di belakang, curhat ke medsos, atau bahkan hanya hinggap di kepala, menunggu parasit tersebut membesar dan melahap akal sehat.

Tetapi, ketika ada kesempatan untuk bicara baik-baik, mendiskusikan masalah yang mengendap, lidah tak sanggup bergerak. Tidak, mungkin tepatnya tak terpikirkan untuk memulai memperbaiki. Hanya menyisakan panas di dada dan parasit-parasit negatif lainnya, menunggu untuk berkembang.

Apakah memang kita manusia terlalu munafik untuk berkata jujur? Atau lidah kita sebenarnya tak tega mengatakan kebenaran?

Atau hati kita terlalu kotor sehingga menjadi lahan strategis parasit? Atau pikiran kita terlalu keji sehingga menjadi pupuk segar untuk parasit?

Mungkin Ane memang munafik, tetapi sebisa mungkin, Ane nggak mau seperti itu. Ane Cuma ingin orang-orang bisa jujur satu sama lain, mendiskusikan masalah baik-baik dengan pikiran yang lebih terbuka.

Untuk apa ada akal jika tidak digunakan untuk menyelesaikan masalah? Untuk apa ada lisan jika tak digunakan untuk berdiskusi?

Setidaknya Kita mencoba. apapun pandangan orang lain, apapun respon mereka, yang terpenting adalah sudah tersampaikan keluhan. Itu jauh lebih baik dibandingkan hanya membisu dan berbicara di belakang. Orang bisa saja khilaf, sehingga tidak mengetahui kesalahannya.

... menulis ini membuat Ane nyengir, kemudian membayangkan seseorang mengatakan, "Ah, terlalu idealis lu", atau "Yaelah bro, biarin aja kali dia begitu. Dia sendiri yang rugi", atau "Capek lu mikirin orang lain, tiap orang udah punya karakteristik sendiri. Mending urus diri lu sendiri aja", atau... entahlah, mungkin bisa ditambahkan dengan pikiran Anda sekalian.

Memang bener-bener akhir zaman sekarang, ketika benar dan salah sudah tak penting, ketika hasil akhir lebih dinilai daripada prosesnya, ketika mayoritas dianggap lebih benar, ketika orang-orang lebih memilih apatis. Dan itu menyedihkan.

Memang Ane nggak bisa membahagiakan semua orang, memang pikiran ane nggak sama dengan orang lain, tapi ane Cuma mau orang-orang bisa memahami kebenaran yang benar, shodiiqul haq.

Mungkin memang kadang kesel karena perkataan tak digubris dan malah berbalas cemooh, tetapi pilihan Ane hanya berkata baik atau diam. Mereka menerima atau tidak, itu bukan hak Ane. Jika sudah begitu, hanya bisa diam dan mendoakan agar hati kita dibuka dan mendapat hidayah. Pilihan selanjutnya adalah meredam kesal tersebut -bukan dipendam-, karena kesal pun kadang bisa tetap datang walau sudah bicara. Yang jelas, sebisa mungkin ane berusaha menghindari parasit tumbuh di dalam benak atau hati ane. Ane gamau pikiran Ane dirusak parasit.

Yah, mungkin Ane memang munafik menulis hal itu, karena Ane pun pernah melakukan kesalahan. Paling tidak, Ane ingin berusaha menjadi lebih baik.

Penulis: Riza Kariza