Semua orang tak suka mendengar celaan terhadap dirinya, sebab celaan bisa membuat dirinya menjadi pesimis. Celaan juga bisa membuat hati ragu atas apa yang Diri lakukan.
Mungkin itu sebabnya banyak motivasi yang menekankan untuk mengatasi celaan terhadap diri seseorang. Motivasi-motivasi ini jelas bermanfaat, agar sang pendengar tak menggubris celaan terhadap dirinya. Seperti motivasi peningkatan percaya diri contohnya, yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri sang peserta. Dengan meningkatnya percaya diri, sang peserta akan menjadi lebih yakin atas apa yang akan dilakukannya.
Semua orang tak suka mendengar celaan, dan sudah banyak obatnya.
Tetapi semua orang menyukai pujian, yang sebenarnya justru pujian ini bisa "membunuh" yang mendengar jika terlalu berlebihan.
Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam mendengar seseorang memuji temannya dan berlebihan dalam memujinya maka beliau bersabda:
لَقَدْ أَهْلَكْتُمْ – أَوْ قَطَعْتُمْ ظَهْرَ – الرَّجُلِ
“Sungguh kamu telah mencelakakan -atau mematahkan punggung- lelaki itu.” (HR. Muslim no. 3001)
Pujian yang berlebihan dapat memberi efek buruk untuk yang mendengarnya. Itu bisa memunculkan rasa bangga diri yang berlebihan. Selanjutnya dapat menanan rasa sombong dalam hati yang mendengar pujian. Bahkan buruknya, dapat membuat orang yang dipuji menjadi riya' -yang merupakan salahsatu sarana syirik dan termasuk dosa besar-.
Walaupun begitu, bukan berarti tidak boleh memuji. Boleh saja memuji seseorang selama tidak dilakukan berlebihan dan sesuai kadarnya. Ditambah, pujian yang tepat bisa membuat seseorang lebih percaya diri.