image-logo
Aku tidak mau menjadi orang terkenal. berikut alasannya.
post
/post/saya-tidak-ingin-menjadi-orang-terkenal/
Saya Tidak Ingin Menjadi Orang Terkenal

Saya Tidak Ingin Menjadi Orang Terkenal

Loh, kok gitu? Di abad 21 dimana orang bisa jadi kece dengan mudah, kok malah aku gak mau jadi terkenal? Terkenal apa dulu, nih? Kalo terkenal macam aktris, penyanyi, model, dan kawan-kawannya, tentulah aku tidak mau. aku nggak mau jual suara dan fisik, Rugi dunia-akhirat.

Trus maunya jadi apa? Kalau ditanya cita-cita, tetap tidak berubah dari zaman waktu aku masih di pondok : Graphic Designer, walaupun sekarang aku masuk ke jurusan yang sangat-amat bertolak belakang dengan cita-cita. Toh kalau jadi graphic designer gak perlu terkenal, kan?

Kadang menjadi hal yang miris. Indonesia dikatakan sebagai negara dengan kualitas desainer grafis termaju sedunia, namun banyak yang masih menyampingkan profesi yang satu ini. Kalau ditanya “siapa aja yang mendesain cover buku-buku di rumahmu?” dijamin tidak bisa jawab, toh yang dilihat hanya isi dan nama pengarangnya. Padahal ya, mungkin alasan paling sederhana kita beli sebuah buku karena covernya menarik. Siapa yang bikin covernya? Graphic Designer. Iya tau, namanya siapa? Gak tau, mbak.

Aku bukan tipikal anak seni, karena aku makhluk dominan otak kiri. Ini dibuktikan dengan jurusan yang aku masuki (yang pada dasarnya sangat dihindari oleh banyak anak). Tapi mungkin karena sudah dari kecil hobi gambar, alhasil terbawa sampai besar. walau sampai besarpun aku masih bermasalah dengan pewarnaan. Mungkin karena itu tanpa sadar aku menyukai desain grafis, Bahkan menjadi mimpi.

Selain desain grafis, hobi aku yang lain ialah menulis. Dan tahukah pembaca? Salah satu alasan aku tidak mau kece ialah aku ini pemalu tingkat akut. Kecuali kepada beberapa orang. Bisa dikatakan, aku akan terbata-bata dalam mengobrol ke orang yang tidak dikenal. namun jika ditanya dalam secarik kertas, aku bisa menulis bahkan sampai memakan setengah halaman. Walau sebenarnya tulisan aku macam puluhan utas tali kusut.

Awalnya aku memiliki blog yang dibuat tahun 2011. namun karena aku berada di pondok, blog itu menjadi tidak terurus. Alhamdulillah, setelah lulus dari pondok aku kembali melanjutkan blogging. Ditambah dengan tugas yang mewajibkan untuk menulis, membuat aku makin hobi mengurus blog.

Daritadi aku hanya membahas hobi dan mimpi aku, namun aku masih belum menjawab pertanyaan awal. Sebenarnya bagi aku, terkenal ataupun tidak, sama sekali tidak ada bedanya. Namun ada satu pengecualian : jika aku terkenal   untuk mendapat dukungan dan ketenaran macam artis dan anggota DPR, aku tidak mau. lain halnya jika aku terkenal karena ambisi aku. Ya, mewujudkan ambisi besar aku, yakni menjadi motivator.

Aku memang tidak mau terkenal, karena aku individualis dan pemalu. namun ada satu hal yang membuat aku tidak mau terkenal : takut buta. Ya, aku takut jika menjadi terkenal aku menjadi buta kekuasaan, buta harta, atau bahkan buta hati. Kalau sudah seperti itu, bagaimana carannya aku bisa mewujudkan ambisi aku? Itulah alasan dibalik aku hanya ingin menjadi seorang motivator. Walau sebenarnya aku tidak pandai bicara.

Mengapa aku ingin menjadi motivator? Karena motivator itu keren. Bukan keren tampilan, kaya raya dan terkenal. Trus keren apa? Kerennya itu karena bermanfaat bagi orang lain. Rasulullah S.A.W bersabda :

Sebaik-baiknya manusia ialah yang bermanfaat bagi orang lain.

Kan keren, udah bermanfaat, jadi manusia yang baik lagi.

Alasan lainnya karena sebenarnya aku ingin membantu orang. waktu aku masih di pondok, aku sering melihat teman-teman aku kesulitan. Mulai dari masalah sepele macam barang hilang sampai yang benar-benar personal. Tidak hanya di pondok, bahkan di luar pondokpun aku menemukan kondisi yang tidak jauh-jauh beda : diskriminatif, penyimpangan pikiran, bahkan hal umum macam galau. Aku ingin membantu mereka, namun kadang aku sendiri bingung bagaimana cara membantu mereka. Aku bukan siapa-siapa mereka. Namun jika aku menjadi motivator, aku bisa membantu mereka tanpa sadar. Walaupun mungkin jasa aku tidak akan dihargai. Yang penting tulus :).

Tapi jadi motivator ‘kan nggak dibayar? Memang betul. Namun membantu sama dengan melakukan kebaikan, bukan? Bahkan kebaikan paling kecil sekalipun macam membuang satu bingkisan sampah di tengah jalan ke tong sampah dihitung. Apalagi jika dilakukan tiap saat? Bayangkan jika kita membuat suatu tulisan, lantas tulisan tersebut menginspirasi banyak orang untuk melakukan kebaikan, untung besar, bukan? apalagi jika sudah meninggal tulisan tersebut masih sering dibaca dan menginspirasi banyak orang. tentu dapat menjadi bekal akhirat nanti. Kita untung, yang dibantu juga untung. Kalau pakai bayaran, seorang   yang hampir tiap hari minta solusi sepele ke sahabatnya mungkin akan menolak mentah-mentah pendapat ini dengan mengatakan “rugi aku bisa-bisa. Yang ada kamu yang tiap hari kaya”.

Awalnya aku tidak tahu bagaimana cara menjadi motivator tersebut, apalagi aku pemalu akut. Karena alasan itu pula akhirnya aku menggunakan kedua hobi aku, menulis dan desain untuk membuat motivasi. Aku ingin memulainya dengan menulis blog, dan insyaallah dilanjutkan dengan menulis sebuah buku. paling tidak melakukan menjadi tindakan nyata lebih baik ketimbang hanya dalam angan-angan belaka, walau mungkin yang membaca hanya segelintir orang.

Itulah alasan aku ingin menjadi motivator. Bukan sebagai motivator yang terkenal di kalangan manusia, namun motivator tulus yang berharap akan ridho-Nya sekalipun tidak ada manusia yang tahu siapa aku.

(Ditulis 21 Oktober 2013)


3 tahun lalu tulisan ini dibuat. masih bocah banget gaya menulisnya …

Ane bertanya-tanya juga sih : kalau sekarang, apa masih seperti itu mimpi Ane? Ane jawab tidak tahu.

Kalau kata senior dulu, motivator kerjanya hanya bicaranya saja yang bernilai. Sedangkan inspirator, semua yang dilakukannya akan bernilai bagi yang melihatnya. Kalau mengacu pada penjelasan di atas, sebenarnya Ane lebih ke arah inspirator… InsyaAllah.

Jadi… apa Ane tetap mau jadi motivator? Atau pindah haluan jadi Inspirator? Sekali lagi Ane jawab tidak tahu. Ane hanya ingin memberi inspirasi ke orang lain saja.

Penulis: Riza Kariza