image-logo
Ada hal yang paling ane pahami secara mendalam saat di dunia kampus ini, bahwa kedudukan dan status, terkadang bukan apa-apa. Malah, terkadang menjadi amanah berat.
post
/post/status-dan-kedudukan/
Status dan Kedudukan

Status dan Kedudukan

Ada hal yang paling ane pahami secara mendalam saat di dunia kampus ini : bahwa kedudukan dan status, terkadang bukan apa-apa. Malah, terkadang menjadi amanah berat.

Jangan salah, ane tulisnya terkadang loh. Bukan berarti selamanya status dan kedudukan itu bukan apa-apa. Tapi yah, memang yang namanya status dan kedudukan itu berat saat diemban.

Ketika kita melihat seseorang dengan status dan kedudukannya, maka terkadang kita merasa diri kita lebih rendah daripada mereka. Katakanlah, kita membandingkan diri dengan mahasiswa dengan IP tertinggi di kelas. Ataupun membandingkan diri kita yang orang biasa dengan Presiden Mahasiswa. Dalam kasus paling sederhana, melihat kakak kelas yang umurnya lebih tinggi dari kita, atau sekedar kawan yang tempat kuliahnya lebih beken daripada kampus kita. Terkadang hal-hal tersebut cukup membuat diri menjadi merendah, dengan muasal sebabnya adalah membandingkan.

Terkadang, membandingkan diri dengan orang lain dari status luarnya, bisa berimbas positif ataupun negatif. Positif, jika kita memandang perbandingannya sebagai motivasi untuk meningkatkan diri. Negatif, jika perbandingannya dijadikan sarana untuk merendahkan diri. Tergantung respon kita juga pada akhirnya.

Di sisi lain, bukan berarti status tinggi artinya lebih tinggi juga kedudukannya. Pada akhirnya, yang membedakan antar manusia dan manusia lainnya adalah ketaqwaannya. Berapa banyak manusia yang binasa karena status dan kedudukannya, dan berapa banyak pula manusia yang memiliki iman dan ketaqwaan tinggi, padahal Ia tidak dikenal oleh masyarakat umum. Namun, bukan berarti kita bisa bersifat seenaknya dengan pemilik status tinggi tersebut. Kita tetap harus menghormatinya.

Status juga terkadang bersifat terikat. Maksudnya, terikat tempat. Misal, ane merupakan Presiden Mahasiswa (presma) kampus A, mungkin anggota kampus lain juga ada yang tau ane Presma kampus A. Bagaimana jika kita masukkan ke lingkungan lain, seperti masyarakat umum? Apakah masih ada yang tahu kalau ane adalah Presma? Mungkin malah ane Cuma dikenal sebagai "si Q anaknya bapak M". Beda kalau orangnya presiden negeri. Dikenal sama semua orang pasti.

Dan memang, pada akhirnya pemegang status dan kedudukan tinggi tersebut jugalah manusia. Pastilah pernah melakukan kesalahan. Sebagai manusia pula, jangan terlalu ditinggikan seolah ia tak pernah salah, atau terlalu direndahkan, seolah ia manusia yang selalu melakukan dosa. Jadikanlah seimbang antara keduanya. Yang namanya manusia, harus dijaga kehormatannya oleh kita sesama muslim.

Itu baru manusia biasa, apalagi pemegang kedudukan tinggi? Makin tidak boleh dihinakan di depan umum. Ditambah, Rasulullah pun sudah mengatakan akan harus patuhnya kita kepada pemimpin. Jika pemimpinnya salah, maka kita harus bersabar, mendo'akannya, dan mengingatkannya dengan empat mata. Tidak boleh dipermalukan di depan umum, karena akan banyak kerugiannya.

Termasuk ane sebagai penulis blog ini. Jika memang ada kesalahan, maka beritahukanlah. Jangan dibicarakan di belakang, karena pada akhirnya ane nggak akan tahu apa kesalahan ane. Beritahukanlah secara baik-baik, karena ane juga manusia yang bisa salah dan bisa benar. Jika benar, maka itu datangnya dari Allah subhanallahu wa ta'ala. Jika salah, maka itu dari diri ane sendiri.

Nb. di tulisan ini, ane sama sekali nggak bermaksud untuk merendahkan pemegang kedudukan tinggi. semoga tidak salah tangkap.

Penulis: Riza Kariza