Ane lagi suka main game Mario & Luigi Dream Team saat lagi senggang. Game ini salahsatu game dengan genre RPG yang ane suka dari ane masih SMP. Hanya saja, artikel ini bukan ingin menceritakan tentang gamenya. Ane mau cerita mengenai 'duit'-nya game ini (disebutnya koin).
Seperti game RPG lainnya, game ini juga memakai semacam uang untuk membeli item dan upgrade agar karakter yang kita mainkan dapat lebih kuat kedepannya. Nah, kebetulan di game ini, ane bisa dikatakan jago. Saat battle ane jago, jadi jarang pakai item, pun kalau misal upgrade langsung yang paling tinggi. Dan itu uangnya selalu cukup.
Singkat kata, ane sudah sampai satu kondisi bahwa koin atau uang di game ini tidak menjadi pembatas dalam ane menikmati permainan.
Ane tidak lagi kepikiran untuk grinding koin agar bisa membeli item mahal atau panen experience agar karakter ane makin kuat. Boro-boro beli item, item yang ane punya di inventory ane sudah sangat banyak dan mencukupi, dan upgrade yang ane mau beli juga sudah maksimal. Jadilah koin ane nambah terus tapi nggak dipakai-pakai untuk membeli apapun. Positifnya, ketika ane perlu mengeluarkan koin untuk membeli upgrade yang lumayan mahal, koin ane cukup.
Nah itu di game, beda lagi di dunia nyata.
Sebenernya tidak bisa dikatakan jauh beda sih. Ane merasa mirip aja. Misal koin itu didapat dari grinding, maka uang ane didapat dari kerjaan ane. Mirip kan.
Yang membuat beda, kondisi ketika uang atau koin tidak lagi menjadi pembatas (dengan catatan kebutuhan primer sudah terpenuhi semua). Bisa dipakai buat membeli hal-hal yang ane inginkan. Tapi bagaimana kalau misal tidak ada yang begitu ane inginkan? maksudnya ga pengen-pengen banget?
Ibu ane pernah bilang, kalau 1/6 dari gaji bebas dipakai untuk apapun. Jadi bebas mau dipakai untuk ane belanja apapun. Misal tas baru atau apalah.
Hanya saja, belajar dari pengalaman tahun 2020 lalu, ini bisa jadi jebakan untuk membeli hal yang nggak ane inginkan. Jebakan yang ane jatuh tahun lalu adalah, ketika uang ane terkumpul, ane membeli hal-hal yang sebenarnya tidak begitu ane inginkan, jadi hanya beli karena kudu jajan. Alhasil ane serasa rugi.
Belajar dari pengalaman ini, menurut ane penting untuk belajar jujur ke diri sendiri ketika mencari tahu apa yang sebenarnya kita inginkan. Kalau misal jujur, sekalipun misal ane mau beli sesuatu karena "pengen", ane perlu jujur ke diri sendiri apakah yang ingin ane beli tersebut itu adalah hal yang benar-benar ane "pengen", atau cuma mau beli karena mau beli aja?
Menurut ane, ini hal lumrah yang membuat gaji kebanyakan orang cepat habis: Pengeluarannya melebihi budget karena membeli hal yang sebenarnya tidak diinginkan. Primer tidak masalah, tapi sisanya tidak dikelola dengan baik. Akhirnya tidak punya tabungan. Punya tabungan pun, kemudian akan menyesal sendiri dengan jajanan-jajanan yang ia beli.
Yah kudu belajar mengatur budget lebih baik sih ini. Agar kalau misal nanti sudah waktunya mau membeli barang yang benar-benar diinginkan, budgetnya ada dan tidak menyesal.