image-logo
Islam Sepetri Apa yang ingin kita dakwahkan?
post
/post/islam-seperti-apa/
Islam Seperti Apa?

Islam Seperti Apa?

Banyak yang berdakwah. Membela Agamanya. Mengharumkan ajarannya. Semua lillah... lillah... berseru karena Allah.

Pendakwah-pendakwah yang semangat itu sangat gencar mendakwahkan Islam. Menebar pepatah- pepatah, untuk berjuang dan berdakwah karena-Nya.

Satu pertanyaan Saya :

Islam Sepetri Apa yang ingin kita dakwahkan?

Apakah kita mendakwahkan agar para pemuda mau belajar agama? Apakah kita mendakwahkan agar para wanita memakai hijab? Apakah kita mendakwahkan agar para insan-insan yang suka nongkrong mau sholat ke masjid? Dan ujung dari itu semua agar mereka kembali mengingat Allah? Sungguh indah jika dibaca. Banyak sangat yang bergelora melakukannya. Mengorbankan raganya. Untuk menghadiri Syuro, Berdakwah di organisasi...

Tetapi izinkan saya bertanya kembali :

Islam Seperti Apa yang ingin kita dakwahkan?

Jika memang dakwah ini bagus, mengapa justru lebih banyak kerusakan yang terjadi? Tidakkah kita mencoba merenungi walau hanya sebentar?

Sungguh sekarang sudah bukan hal langka melihat wanita yang berhijab. Bahkan Alhamdulillah, panjang-panjang. Para lelaki pun rajin sholat berjama’ah di masjid. Tidak sembarangan menyentuh wanita yang bukan mahramnya. Ini Secara kasatmata adalah perkembangan yang bagus.

Apa hanya Saya atau memang luarnya bagus, tetapi dalamnya rapuh? Masih banyak praktek-praktek yang tidak dicontohkan dan dilakukan tiap insan yang ‘bagus-bagus’ tadi. Dan masih banyak pula yang mengedepankan hawa nafsu dan perasaan, bukan analisa ilmiah. Ke mana Ilmu agama yang dipelajarinya?

Islam adalah agama yang menyeluruh dalam hidup kita. Lantas, apakah cukup jika kita hanya rajin ngaji, banyakin hapalan, pakai kerudung panjang, sedangkan untuk masalah belajar agama masih malas? Saya tidak sedang membicarakan masalah acara-acara yang isinya tentang politik, organisasi, kepemimpinan, dan pemuda yang dibungkus dengan nama kajian sehingga terlihat islami, tetapi yang saya bicarakan adalah ilmu agama yang Haq : Akidah, Fiqih, Hadist, dan memahaminya dengan Manhaj yang Benar. Baik Ushul maupun furu’. Sehingga jangan salahkan siapa-siapa jika ada yang nekat mendakwahkan agama sedangkan pemahaman agamanya masih minim. Itulah salahsatu sebab kehancuran : Dakwah tanpa Ilmu.

Harus dicamkan, Allah menciptakan manusia dan jin agar beribiadah kepada-Nya. Mengakui Allah sebagai pencipta dan pegatur alam semesta tidaklah cukup jika kita tidak beribadah HANYA kepada- Nya. Amalan kita tidaklah menjamin kita masuk surge, karena ridho Allah-lah kita bisa masuk surga.

Karena Ridho-nya kita bisa beramal. Karena-nya kita bisa beribadah kepada-Nya. Kerudung panjang dan banyak hapalan tidak menjamin masuk surge jika dasar akidah masih rapuh, karena dasar adalah fondasi agama.

Aku tidak tahu mau berkata apa lagi. Pada akhirnya, Ana hanya bisa muhasabah dari tulisan barusan agar tidak terjerumus ke jurang yang sama. Dan Ana hanya bisa berdo’a agar kawan-kawan yang masih terjerumus ke jurang yang mereka anggap mentari itu dibukakan hati dan matanya untuk menyadari yang mereka lakukan. Hamba Hanya lebih beruntung dari mereka saja karena sudah mengenal yang Haq lebih dahulu.

Repost, Dibuat 010416\

Penulis: Riza Kariza