Satu hal yang merupakan hidayah dari memiliki kekurangan, menurut ane, adalah rasa bersyukur yang lebih karena menjadi lebih peka akan bantuan yang kita terima. Kemampuan untuk bersyukur ini mempengaruhi banget ke pandangan sehari-hari, dan gimana ane memandang kejadian sehari-hari.
Sebagai contoh, ketika tangan ane terluka sehingga tidak bisa mengangkat beban yang berat, ane dibantu saudara ane untuk membawakan barang-barang. Bantuan seperti ini, walau kelihatannya sepele dan wajar, menurut ane patut disyukuri. Misal ane tidak dibantu saudara ane, ane akan terpapah saat membawa barang tersebut, dan karena ane memforsir tangan ane yang sedang terluka, maka sembuhnya pun akan makin lama.
Hal ini membuat ane bersyukur ada saudara ane. Dan ini hal yang tidak terpikirkan kalau sehari-harinya kita tidak merasakan keadaan yang membuat kita menjadi butuh bantuan. Karena kita akan menganggapnya 'biasa' dan 'wajar'.
Di sisi lain, saat berada di bawahpun tidak menjamin bisa membuat kita bersyukur. I mean, kalau misal kita menganggapnya hal yang wajar, kita jadi tidak menganggap spesial bantuan tersebut. Ketika sudah di atas, bantuan yang sudah diberikan saat kita kesulitan akan jadi terlupakan. Padahal bukannya manusia itu mestinya membantu satu sama lain?
Lalu agar bisa bersyukur pun, kita harus bisa membuang ego kita bukan? Kalau kita merasa sombong, kita akan merasa bantuan tersebut adalah untuk meremehkan kita, karena kita tidak bisa melakukannya sendiri. Akhirnya bukannya bersyukur, malah malu dan meminta maaf karena tidak bisa mandiri.
Jadi sudut pandang sih. Kita perlu memperluas sudut pandang agar lebih mudah bersyukur. Moga-moga dengan begitu, kita jadi terbiasa untuk berterima kasih terhadap bantuan orang lain dan bisa memberikan bantuan yang sama juga ke sesama. Agar ke depannya, manusia bisa damai dan harmonis dengan membantu satu sama lain.